Permintaan Menyayat Hati Ayah Korban Kejahatan di Banyuwangi

ombudsmanindonesia.com, Banyuwangi – Tragedi memilukan yang menimpa seorang siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Banyuwangi telah mengguncang hati masyarakat Indonesia. Doni Nurchusaeri, ayah dari CNA, bocah 7 tahun yang menjadi korban pembunuhan disertai dugaan pemerkosaan, mengungkapkan permintaan khusus yang penuh haru dan amarah saat kasus ini terus diselidiki oleh pihak berwajib.
Ayah Meminta Bertemu Pelaku
Dalam suasana duka yang mendalam, Doni menyampaikan harapannya untuk bertemu dengan pelaku kejahatan ini, jika nantinya identitas pelaku terungkap. Dengan suara bergetar dan air mata yang terus mengalir, ia mengatakan ingin menanyakan langsung alasan di balik tindakan keji tersebut.
“Apabila pelaku sudah ketemu, saya minta ketemu dengan pelaku. Saya ingin bertanya kenapa berbuat sadis seperti itu,” ungkap Doni dengan penuh emosi, Sabtu (16/11/2024).
Keinginan ini ia sampaikan di hadapan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, serta Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, yang mengunjungi rumah duka di Kecamatan Kalibaru.
Permintaan Dukungan dan Penggunaan K9
Tidak hanya meminta pertemuan dengan pelaku, Doni juga mendesak pihak kepolisian untuk segera menurunkan satuan K9 atau anjing pelacak. Ia berharap teknologi dan upaya maksimal dapat membantu mempercepat proses pengungkapan kasus ini.
Sebagai seorang ayah, Doni juga menyerukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan pemerintah, agar kasus ini mendapat perhatian serius. “Saya mohon semua pihak untuk membantu mempercepat proses penemuan pelaku dan mendampingi kami dalam mencari keadilan,” tambahnya.
Ibu Korban Masih Histeris
Berbeda dengan Doni yang mencoba menguatkan diri, ibu korban belum mampu berkomunikasi atau menerima tamu. Kondisinya masih sangat shock dan terus-menerus menangis histeris, meratapi kepergian putrinya yang begitu tragis.
Kunjungan Menteri PPPA: Tangis dan Doa
Menteri PPPA, Arifah Fauzi, turut merasakan duka yang mendalam saat berkunjung ke rumah CNA. Dengan mata yang berkaca-kaca, ia bergabung bersama pelayat untuk melantunkan doa bagi mendiang CNA.
“Semoga keluarga diberikan kekuatan, kesabaran, dan ketabahan atas musibah ini,” ujar Arifah dengan suara bergetar.
Arifah juga mengecam keras tindakan pelaku, menyebut perbuatan tersebut sebagai kejahatan yang di luar batas kemanusiaan. “Ini adalah tindakan sangat keji dan tidak manusiawi. Kami semua berharap pelaku segera ditemukan dan mendapat hukuman yang setimpal,” tegasnya.
Kronologi Singkat Tragedi
Kasus ini bermula pada Rabu, 13 November 2024, saat CNA dalam perjalanan pulang dari sekolahnya. Bocah yang dikenal ceria ini ditemukan tewas mengenaskan, diduga menjadi korban pembunuhan disertai pemerkosaan. Kejadian ini mengejutkan warga sekitar dan memicu gelombang duka mendalam di Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi.
Langkah Cepat Kepolisian dan Pemerintah
Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, memastikan bahwa kepolisian bekerja keras untuk mengungkap identitas pelaku. Ia juga menyebutkan bahwa penyelidikan sedang dilakukan secara menyeluruh, dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk tim ahli dan teknologi forensik.
Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian PPPA telah memastikan bahwa keluarga korban akan mendapat pendampingan psikologis dan hukum hingga kasus ini tuntas.
Peran Masyarakat dalam Mendukung Kasus
Tragedi ini menyadarkan masyarakat bahwa perlindungan anak harus menjadi prioritas utama. Dukungan dari komunitas, tokoh agama, dan lembaga sosial diperlukan untuk membantu keluarga korban melewati masa sulit ini serta mencegah kejadian serupa di masa depan.
Harapan dan Doa untuk Keadilan
Di tengah suasana duka yang menyelimuti Banyuwangi, masyarakat Indonesia menyuarakan solidaritasnya. Media sosial dipenuhi dengan ucapan belasungkawa dan harapan agar pelaku kejahatan segera ditemukan dan diadili seberat-beratnya.
Kesimpulan
Kasus CNA adalah pengingat yang pahit akan pentingnya menjaga keamanan dan perlindungan anak di masyarakat. Pemerintah dan pihak berwenang diharapkan terus meningkatkan upaya preventif untuk mencegah tragedi serupa. Bagi keluarga korban, dukungan moral, hukum, dan psikologis sangatlah penting dalam menghadapi cobaan ini.